Pengertian Sejarah

Selasa, 20 Oktober 2009

Istilah sejarah memiliki 3 (tiga) makna, yakni sejarah sebagai peristiwa masa lampau, sejarah sebagai kisah tentang masa lampau, dan sejarah sebagai ilmu tentang masa lampau. Atau dengan singkat: sejarah berarti sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai ilmu (Nugroho Notosusanto, 1984 : 10).
Sejarah sebagai peristiwa atau kejadian sama artinya dengan geschichte dalam bahasa Jerman yang berasal dari kata geschehen yang berarti pula telah terjadi atau kejadian, yang sama pula artinya dengan res gestae dalam bahasa Latin (Collingwood, 1956) yang bermakna hal-hal yang telah terjadi.
Sejarah dalam pengertian sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat atau ciri-ciri einmalig dan unik. Einmalig berarti sekali terjadi. Setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tak akan pernah terulang kembali. Sedang sifat unik menunjuk sebagai peristiwa satu-satunya yang berarti tidak ada duanya. Maka peristiwa sejarah senantiasa bersifat khusus. Sejarah dalam pengertian ini adalah sejarah dalam pengertian objektif, artinya sejarah sebagai peristiwa itu adalah sesuai dan sama dengan yang ada dalam alam.
Jika kita renungkan agak mendalam, kita akan menyadari bahwa sejarah sebagai peristiwa sebenarnya sudah tidak ada lagi. Peristiwa atau aktivitas di masa lampau itu pada dasarnya telah lenyap ditelan waktu. Yang masih ada sebenarnya tinggal cerita atau kisah-nya saja. Ialah cerita atau kisah peristiwa aktivitas manusia di masa silam atau lampau. R.G. Collingwood (1956) menyebutnya sebagai rerum gestarum (kisah dari peristiwa yang telah terjadi). Sejarah sebagai kisah adalah sejarah dalam pengertian subjektif. Sejarah sebagai kisah adalah rekaan hasil rekonstruksi manusia. Tentu saja sejarah sebagai rekaman peristiwa masa lampau itu tidak sama dengan peristiwanya itu sendiri.
Sejarah sebagai kisah atau rekaman masa lampau dapat diulang-ulang. Rekaman video pelantikan Presiden dapat diputar berulang kali. Demikian pula rekaman pidato Presiden sekaligus dapat diputar dan didengar berulang kali. Namun harus diingat dan dipahami bahwa rekaman itu bukanlah peristiwanya itu sendiri. Rekaman itu tetap hanya rekaman saja. Bertens (1995) menyebut sejarah sebagai kisah ini sebagai sejarah yang dicatat atau sejarah yang tersurat.
Pengertian sejarah sebagai kisah mengembangkan pengertian atau konsep sejarah sebagai ilmu. Ialah ilmu sejarah. Istilah-istilah sejarah dalam bahasa Barat seperti halnya history dalam bahasa Inggris, histoire dalam bahasa Prancis, historia dalam bahasa Latin, bersumber dari kata benda istor atau histor dalam bahasa Yunani dan berarti orang pandai atau bijak, sedang kata kerjanya historein lebih menunjuk suatu pengertian yang mengarah kepada konsep ilmu. Menurut Plato historein atau historia berarti penyelidikan atau pengetahuan. Sedang Aristoteles mengartikan historia untuk memberikan judul salah satu bukunya dalam arti kumpulan bahan-bahan tentang sesuatu menurut tema-tema tertentu. Ini untuk membedakan dengan uraian yang memberikan penjelasan sejarah secara sistematik.
Filsuf Inggris, Francis Bacon, yang hidup pada aklhir abad 16 dan 17 mengartikan historia sesuai dengan konsep Aristoteles, ialah sebagai pengetahuan atau ilmu yang bersifat individual, untuk membedakan dengan philosophia (filsafat) yang berbicara mengenai hal-hal yang bersifat umum. Francis Bacon membedakan antara historia naturalis (sejarah alam) yang mempelajari data-data alamiah (tumbuh-tumbuhan dan binatang) dengan historisa civilis (sejarah masyarakat) yang berbicara mengenai masyarakat dan Negara.

0 komentar:

Posting Komentar